Crisis: Better Not Bitter!
Theresia Karo Karo Official Writer
Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. –Yohanes 10:10
Maksud dari kata “hidup” yang Yesus sampaikan dalam Yohanes 10:10 adalah “hidup kekal.” Pengertian hidup kekal di sini bukan berarti hidup selama-lamanya. Alkitab menyatakan bahwa hidup kekal itu dimulai waktu kita menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi kita.
Hidup kekal itu dimulai di sini, di dunia ini, dan akan terus berlanjut sampai sesudah kematian kita. Hidup kekal ini juga memberikan perspektif baru dalam memandang kehidupan ini, yaitu sudut pandang Tuhan, suatu sudut pandang yang berbeda dibanding sebelum kita menerima Yesus sebagai Tuhan kita. Cara pandang kita tentang Tuhan, diri kita, keluarga kita, masyarakat secara luas akan berubah. Dan “hidup kekal” ini juga akan membawa perubahan kepada kita orang Kristen tentang bagaimana kita memandang “krisis.” Krisis adalah suatu hal yang biasa dalam hidup ini, tetapi bagaimana cara kita memandang krisis tersebut akan memberikan dampak yang berbeda bagi hidup kita.
Dalam menghadapi krisis kita harus percaya bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Roma 8:28). “....Setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah (Yoh.15:2) - krisis justru memurnikan kita sehingga kita bisa lebih produktif dalam hidup ini.
- Krisis terbesar dalam sejarah manusia adalah kematian Yesus di atas kayu salib. Itu sebabnya bisa kita katakan, “Selalu ada Kristus di tengah krisis!”
- “Crisis reveal the crack.” Amsal 24:10 Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu. Kita tidak tahu kekuatan kita sampai ada “masa kesesakan.” Jadi sebagai orang Kristen kita memandang krisis yang datang dalam hidup kita adalah untuk memperkuat area-area dalam kehidupan kita. Jadi respons kita sangat penting, tidak boleh negatif tetapi harus positif.
- Krisis membawa kita dari satu level ke level lain. We live life on level and we arrive in stages.
- Krisis juga membawa kita dari yang sementara (attitudes/sikap, values/nilai-nilai, things/hal-hal) mengarah pada yang permanen.
- Krisis membawa kita dari hal kecil ke hal besar. Banyak kisah sukses terjadi karena adanya krisis yang dialami oleh seseorang.
- Krisis mengubah cara berpikir kita. "You can never solve a problem on the level on which it was created." – Albert Einstein.
- Krisis mengekspos keterbatasan kita. Waktu kita meregangkan diri untuk menangani krisis, kita tidak akan pernah sama lagi.
- Krisis menjadi titik keputusan untuk berubah. Putuskan untuk berubah menjadi better not bitter.
- Krisis menciptakan masalah untuk dipecahkan. Dan dunia ini membayar mahal para problem solver!
Jangan tunggu krisis untuk membuat perubahan, buat perubahan dari hikmat. Dan sumber hikmat adalah Firman Tuhan.
Sumber : GPDI Lippo Cikarang
Halaman :
1